Manfaat Pare – Pare, atau Momordica charantia, merupakan tanaman merambat yang termasuk dalam suku labu-labuan atau Cucurbitaceae. Buahnya memiliki kulit bergerigi yang khas, membuatnya mudah dikenali. Di Indonesia, pare juga dikenal dengan berbagai nama, seperti paria, peria, atau pepareh.
Kandungan Buah Pare

Buah pare dikenal dengan rasa pahitnya yang khas, sehingga tidak semua orang menyukainya. Namun, di balik rasa pahit itu, pare mengandung berbagai zat gizi yang baik untuk kesehatan tubuh. Dalam 100 gram pare segar, terdapat kandungan gizi seperti air, kalori, protein, lemak, karbohidrat, serat, serta berbagai vitamin dan mineral seperti kalsium, fosfor, zat besi, natrium, kalium, tembaga, zinc, beta karoten, vitamin B1, B2, B3, dan C.
Manfaat Pare bagi Kesehatan Tubuh
Berikut ragam manfaat buah pare bagi kesehatan yang dirangkum dari beberapa sumber.
1. Membantu Mengobati HIV dan Herpes
Penelitian menunjukkan bahwa fitokimia dalam pare, seperti MAP30, memiliki kemampuan untuk menghambat aktivitas virus HIV. Meskipun demikian, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk memastikan efektivitas pare sebagai pengobatan HIV.
2. Berpotensi Mencegah Kanker
Pare mengandung senyawa aktif seperti triterpenoid, glikosida triterpenoid, asam fenolik, flavonoid, lektin, dan sterol yang bersifat antikanker. Senyawa-senyawa ini dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan mencegah pembentukan sel kanker baru.
3. Meningkatkan Sistem Imun
Kandungan vitamin C dalam pare dapat meningkatkan produksi sel darah putih, yang berperan penting dalam melawan infeksi bakteri, virus, atau parasit.
4. Mengendalikan Gula Darah
Studi menunjukkan bahwa pare mengandung magnesium, yang membantu mengoptimalkan kerja hormon insulin dalam mengatur kadar gula darah. Hal ini membuat pare cocok dikonsumsi oleh penderita diabetes.
5. Menunda Penuaan
Beberapa studi menunjukan bahwa antioksidan dalam pare dapat membantu melawan kerusakan kulit akibat radikal bebas, sehingga dapat membantu menunda penuaan.
6. Meningkatkan Kekebalan Tubuh
Meskipun pahit, pare mengandung vitamin C yang cukup tinggi, sehingga dapat berperan sebagai antioksidan untuk melindungi tubuh dari radikal bebas yang bisa menyebabkan berbagai penyakit.
7. Menjaga Kesehatan Mata
Pare mengandung magnesium yang berfungsi untuk memaksimalkan kerja hormon insulin. Kondisi diabetes tipe 2 sering dikaitkan dengan kekurangan magnesium dalam tubuh. Magnesium dalam pare dapat memaksimalkan kerja insulin yang bertugas mengatur kadar gula darah, sehingga pare bisa menjadi pilihan makanan untuk penderita diabetes.
8. Mendukung Kesuburan Pria
Beberapa hasil dari penelitian ilmiah menungkapkan bahwa antioksidan dan zink dalam pare dapat membantu meningkatkan kesuburan pria dengan mendukung produksi sperma yang sehat.
9. Merendahkan Risiko Penyakit Pernapasan
Pare memiliki sifat antihistamin, anti-inflamasi, dan antivirus yang mampu mencegah penyakit pernapasan umum, seperti batuk, flu, atau pilek. Dalam pengobatan tradisional Tiongkok, jus dari buah pare juga digunakan untuk mengobati kondisi pernapasan tertentu, seperti batuk kering, bronkitis, dan asma.
10. Mengobati Masalah Kulit
Senyawa antijamur dan antibakteri yang terdapat dalam daun pare bisa membantu melawan infeksi kulit, termasuk kurap (ringworm) dan kudis (scabies). Pare juga dapat membantu menghentikan aktivitas guanylate cyclase, yakni enzim yang dapat memperburuk kondisi psoriasis.
11. Mencegah Anemia
Pare mengandung zat besi, asam folat, dan vitamin B9 yang dibutuhkan dalam pembentukan sel darah merah dan hemoglobin. Anemia adalah kondisi yang disebabkan oleh kadar hemoglobin yang rendah dalam darah. Salah satu penyebab anemia adalah kekurangan zat besi.
12. Menurunkan Kolesterol Tinggi
Kadar kolesterol LDL atau kolesterol jahat yang tinggi di dalam darah dapat meningkatkan risiko penyakit jantung. Pare membantu menurunkan kadar kolesterol dan mengurangi risiko penyakit jantung. Peserta yang mengonsumsi air rebusan pare sebanyak 3 kali sehari selama 30 hari bisa menurunkan kadar kolesterol LDL dalam darah.
13. Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Pare kaya akan serat, yang membantu melancarkan gerak peristaltik usus ketika mencerna makanan. Pare juga dipercaya memiliki efek pencahar alami yang dapat membantu meredakan sembelit atau konstipasi. Senyawa antibakteri pada pare juga dapat membantu melawan bakteri Helicobacter pylori (H. pylori) yang menyebabkan tukak lambung.
14. Meningkatkan Kesehatan Tulang dan Penyembuhan Luka
Pare mengandung vitamin K, yang membantu mengatur pembekuan darah normal dengan membantu pembentukan protrombin. Kekurangan protrombin dapat membuat tubuh Anda mudah memar meski hanya mengalami cedera ringan. Asupan vitamin K dapat meningkatkan kepadatan tulang dan mengurangi risiko mengalami patah tulang, hal tersebut diungkapkan pada hasil penelitian ilmiah yang terpublikasi. Hal ini dikarenakan vitamin K pada pare dapat membantu menyebarkan kalsium ke seluruh tubuh.
Kita dapat mengolah pare dengan cara direbus, dikukus, atau ditumis. Agar rasanya tidak terlalu pahit, remas pare yang telah dipotong, lalu taburkan garam dan diamkan selama 15 menit sebelum diolah. Selain itu, kita juga dapat mengonsumsi pare dalam bentuk jus.
Tips Mengonsumsi Pare
Meskipun memiliki banyak manfaat, pare tetap memiliki rasa pahit yang cukup kuat. Berikut adalah beberapa tips untuk mengurangi rasa pahit pare:
- Rendam potongan pare dalam air garam selama beberapa menit sebelum dimasak untuk mengurangi rasa pahitnya.
- Campur pare dengan bahan lain yang memiliki rasa lebih kuat, seperti daging atau telur, untuk mengurangi rasa pahitnya.
- Iris pare tipis-tipis agar permukaannya lebih luas dan rasa pahitnya berkurang saat dimasak.
Dengan beragam manfaat kesehatan yang dimilikinya, pare memang layak untuk menjadi bagian dari pola makan sehari-hari. Meskipun rasanya pahit, namun khasiatnya yang luar biasa bagi kesehatan tubuh membuat pare menjadi buah yang patut untuk diperhitungkan. Semoga informasi tentang manfaat pare ini dapat berguna, terimakasih.
Baca juga:
- 5 Manfaat Mandi Air Garam dan Cara Mandinya
- Efek Samping dan 10 Manfaat Daun Balakacida untuk Kesehatan
- 8 Manfaat Ketumbar Segudang Keajaiban untuk Kesehatan
- 9 Manfaat Bunga Telang bagi Kesehatan dan Kecantikan
- 10 Manfaat Buah Manggis yang Kaya Nutrisi untuk Kesehatan
Referensi
- Sur, S., & Ray, R. B. (2020). Bitter melon (Momordica charantia), a nutraceutical approach for cancer prevention and therapy. Cancers, 12(8), 2064. https://doi.org/10.3390/cancers12082064
- Kinoshita, H., & Ogata, Y. (2018). Effect of bitter melon extracts on lipid levels in Japanese subjects: A randomized controlled study. *Evidence-Based Complementary and Alternative Medicine, 2018*, Article 4915784. https://doi.org/10.1155/2018/4915784
- Kwatra, D., Dandawate, P., Padhye, S., & Anant, S. (2016). Bitter melon as a therapy for diabetes, inflammation, and cancer: A panacea? Current Pharmacology Reports, 2(1), 34–44. https://doi.org/10.1007/s40495-016-0055-0
- Grover, J. K., & Yadav, S. P. (2004). Pharmacological actions and potential uses of Momordica charantia: A review. Journal of Ethnopharmacology, 93(1), 123–132. https://doi.org/10.1016/j.jep.2004.03.035
- Leung, L., Birtwhistle, R., Kotecha, J., Hannah, S., & Cuthbertson, S. (2009). Anti-diabetic and hypoglycaemic effects of Momordica charantia (bitter melon): A review. British Journal of Nutrition, 102(12), 1703–1708. https://doi.org/10.1017/S0007114509992054
- Nerurkar, P., & Ray, R. B. (2010). Bitter melon: Antagonist to cancer. Pharmaceutical Research, 27(6), 1049–1053. https://doi.org/10.1007/s11095-010-0057-2
- Tan, M. J., Ye, J. M., Turner, N., Hohnen-Behrens, C., Ke, C. Q., Tang, C. P., … & James, D. E. (2008). Antidiabetic activities of triterpenoids isolated from bitter melon associated with activation of the AMPK pathway. Chemistry & Biology, 15(3), 263–273. https://doi.org/10.1016/j.chembiol.2008.01.013
- Fang, E. F., Zhang, C. Z., Fong, W. P., & Ng, T. B. (2012). RNase MC2: A new Momordica charantia ribonuclease that induces apoptosis in breast cancer cells associated with activation of MAPKs and induction of caspase pathways. Apoptosis, 17(4), 377–387. https://doi.org/10.1007/s10495-011-0685-y
- Alam, M. A., Uddin, R., Subhan, N., Rahman, M. M., Jain, P., & Reza, H. M. (2015). Beneficial role of bitter melon supplementation in obesity and related complications in metabolic syndrome. Journal of Lipids, 2015, 496169. https://doi.org/10.1155/2015/496169
- Bai, L. Y., Chiu, C. F., Chu, P. C., Lin, W. Y., Chiu, S. J., & Weng, J. R. (2016). A triterpenoid from wild bitter gourd inhibits breast cancer cells. Scientific Reports, 6, 22419. https://doi.org/10.1038/srep22419
- Dandawate, P. R., Subramaniam, D., Padhye, S. B., & Anant, S. (2016). Bitter melon: A panacea for inflammation and cancer. Chinese Journal of Natural Medicines, 14(2), 81–100. https://doi.org/10.3724/SP.J.1009.2016.00081
- Barbagallo, M., & Dominguez, L. J. (2015). Magnesium and type 2 diabetes. World Journal of Diabetes, 6(10), 1152–1157. https://doi.org/10.4239/wjd.v6.i10.1152
- Carazo, A., Macáková, K., Matoušová, K., Krčmová, L., Protti, M., & Mladěnka, P. (2021). Vitamin A update: Forms, sources, kinetics, detection, function, deficiency, therapeutic use and toxicity. Nutrients, 13(5), 1703. https://doi.org/10.3390/nu13051703